Amsal 16:21-24
Kata “terima kasih” sangat sering kita dengar apalagi kalau baru menolong orang lain. Tetapi tidak semua orang menganggap berarti kata-kata sederhana tersebut. Ada yang menganggap itu sebagai sesuatu yang wajar saja atau hanya sekedar basa-basi supaya kita merasa senang dan dihargai. Tetapi bagi saya pribadi, kata-kata sederhana seperti “terima kasih” tetap berkesan di hati. Mungkin dalam sehari saya akan mendengar kata itu dua atau tiga kali namun setiap kali diucapkan akan selalu membawa makna tersendiri bagi saya. Saya selalu percaya ketulusan seseorang yang terkandung dalam ucapan itu. Bagi saya itu bukan basa-basi. Ada sukacita tersendiri di hati saya bila seseorang mengucapkan “terima kasih”. Itu sebabnya saya juga senang mengucapkan kata itu kepada orang lain. Saya berharap mereka juga akan merasakan ketulusan dan penghargaan saya melalui ucapan sederhana yang sudah sangat biasa didengar namun tetap mengandung makna yang dalam.
Selain kata “terima kasih” masih banyak lagi perkataan-perkataan sederhana yang bagi saya lebih dari “Enervon-C”, “Hemaviton” dan vitamin2 lainnya. Juga lebih dari minuman2 penambah energi seperti “M-150” dan “Kraetingdaeng”. Kata-kata sederhana yang diberikan kepada saya tidak hanya menjadi obat bagi tubuh jasmani tetapi yang lebih penting lagi dia bekerja di dalam jiwa yang akhirnya mempengaruhi seluruh kehidupan saya. Kata-kata sederhana lainnya yang tidak akan pernah saya lupakan adalah “Bagus!” atau “Bagus sekali!”. Satu-satunya orang yang selalu menuliskan kata-kata ini untuk setiap pekerjaan saya yang menurutnya baik adalah pimpinan saya. Dulu ketika masih anak-anak, saya tahu bahwa kedua orang tua saya selalu bangga dengan prestasi yang saya capai setiap kali mereka melihat buku rapor saya. Tetapi kebanggaan mereka tidak pernah diungkapkan dengan kata-kata di depan saya. Saya memaklumi hal itu sebagai kebiasaan orang tua saya. Bagi pimpinan saya kata ”Bagus!” itu mungkin sudah sewajarnya diberikan. Namun saya pernah berpikir ingin mengatakan kepadanya betapa kata-kata itu telah memacu dan menyemangati saya sampai saat ini. Kata-kata itu lebih dari teriakan atau sorakan untuk memberi semangat dari ribuan orang di arena pertandingan. Banyak lagi kata2 sederhana darinya yang telah memacu saya untuk banyak belajar dan mengubah pandangan2 saya yang negatif tentang diri saya. Benar sekali apa yang dikatakan Amsal bahwa setiap perkataan yang menyenangkan bagaikan sarang madu yang manis bagi hati dan menjadi obat bagi tulang-tulang.
Renungkanlah sejenak, berapa kali kita sudah mengeluarkan kata-kata yang membangun, menyemangati dan menghargai sesama? Secara tidak sadar kita sering menahan kebaikan dan pertolongan bagi sesama. Kita gengsi dan enggan mengakui kelebihan sesama, kebaikannya dan banyak hal positif dalam dirinya. Kita lebih suka kalau sesama kita merasa rendah dan terpojok. Ingat firman Tuhan, “Janganlah kata-katamu hambar!”
KATA-KATA BIJAK
Yang harus dipertimbangkan sebelum ber-kata2 adalah manfaat apa yang bisa diterima sesama melalui perkataanku?
Selasa, 22 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar